Koneksi
AntarMateri Modul 3.1-Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Perkenalkan saya Defifor Wira Oliyaman Waruwu, S.Pd, calon
Guru penggerak Angkatan 6 Kabupaten Nias, unit kerja SMP Negeri 5 Idanogawo.
Pada kesempatan ini saya ingin berbagi informasi tentang Pengambilan Keputusan
berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap
Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang
pemimpin? Ki Hajar Dewantara dengan filsofi triloka memiliki pengaruh bagaimana
seorang guru memngambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Semboyan yang
pernah dicetuskan oleh KHD dan sampai saat ini masih menjadi landasan berpijak
pendidik adalah Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin harus mampu memberi
tauladan), Ing Madya Mangunkarsa (Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan
dorongan, semangat dan motivasi dari tengah), Tut Wuri handayani (Seorang
pemimpin harus mampu memberi dorongan dari belakang), yang artinya adalah
Seorang pemimpin (Guru) harus mampu memberikan teladan dan memberikan semangat
dan motivasi dari tengah juga mampu memberikan dorongan dari belakang untuk kemajuan
seorang muridnya. Semboyan yang fenomenal dan memiliki makna mendalam
dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan selalu berpihak
kepada murid untuk menjadikan generasi cerdas dan berkarakter profil pelajar
Pancasila. Hal ini dapat kita lakukan selama proses pembelajaran di sekolah.
Tidak hanya konten kurikulum namun transfer nilai -nilai kebajikan dapat kita
sampaikan secara terus menerus dengan eksplisit pada pembelajaran dan
keteladanan disetiap pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan yang
bertanggungjawab dan humanis
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita,
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu
keputusan? Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, dan kompetensi
kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management),
kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial
(relationship skills) akan mewujudkan Tut wuri handayani dengan
memberikan dorongan secara moril maupun materil bagi semua warga sekolah tak
terkecuali murid-murid kita. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri
pendidik akan mewarnai setiap pengambilan keputusaan. Sebagai manusia yang
beragama, kita yakin apapun yang kita lakukan, kelak akan dimintai pertanggungjawaban,
begitu pula dengan pengambilan keputusan. Nilai kejujuran, integritas sebagi
pendidik akan tergambar dalam keteladanan dan kebijakan -- kebijakan yang
diambil dalam setiap keputusan
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan
'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam
perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan
keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah
efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan
keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi
'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya Sebagai pendidik, guru harus
memiliki keterampilan coaching. Hal ini sangat membantu dalam pengambilan
keputusan. Pendampingan kegiatan 'coaching' (bimbingan) oleh fasilitator
dalam perjalanan proses pembelajaran sangat efektif membentu pemahaman saya,
terutama dalam pengujian pengambilan keputusan. Beberapa contoh praktik
coaching yang baik memberi gambaran utuh untuk dapat diterapkan di sekolah.
Keputusan-keputusan dengan teknik coaching yang berlandaskan etika, nilai-nilai
kebajikan, sesuai dengan visi misi sekolah yang berpihak pada murid dan
menciptakan budaya positif dilingkungan sekolah. Teknik coaching dengan
kesetaraan tidak menggurui akan menimbulkan rasa nyaman sehingga
coach mampu mengidentifikasi permasalahan dan dapat menyampaikan pertanyaan
berbobot dari coachee. Coachee dapat menyampaikan hambatan -- hambatan dan dapat
menemukan solusi yang sesuai karena coach mampu menjadi penedengar yang baik.
Hal ini penting karena pada akhirnya menciptakan situasi kondusif dan
dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dan tenaga pendidik. Keterampilan
coaching juga dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi peserta didik. Dengan
coaching guru dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam proses
pembelajaran. Sebagai coach yang baik guru memiliki harapan seluruh siswanya
dapat menjalankan seluruh tugas dan kewajiban yang diberikan di sekolah sesuai
dengan kodrat zaman dan kodrat alam.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari
aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan
khususnya masalah dilema etika? Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari
sosial emosional sangat mempengaruhi pengambilan keputusan.
"BAPER"dapat mewarnai setiap keputusan yang diambil, namun pendidik
menyadari setiap keputusan wajib berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan
serta regulasi yang ada dan melakukan 9 langkah pengambilan keputusan.
Sehingga dengan kedua dasar tersebut kita dapat membedakan dilemma etika atau
bujukan moral. Sosial emosional akan menumbuhkan empati dan simpati bagi kita
sebagai pendidik. Dengan simpati dan empati kita dapat merasakan apa yang peserta
didik alami, dan kita dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana,
sehingga dalam pengambilan keputusan kita dapat menggiring murid menciptakan
terobosan yang inifatif dan kreatif sebagai alternatif solusi dalam setiap
pengambilan keputusan. Sebagai pemimpin pembelajaran setiap keputusan harus
berpihak pada murid, berbasis etika dan nilai kebajikan dengan memetakan 4
paradigma dilema etika yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa
kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang.
Pengambilan keputusan juga berpegang pada 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu
prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis
rasa peduli. Serta dipadukan dengan 9 langkah pengambilan keputusan. Sembilan keputusan
tersebut yaitu:
Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
Menentukan siapa saja yang terlibat
Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji
legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan
panutan/idola
Pengujian paradigma benar lawan benar
Prinsip Pengambilan Keputusan
Investigasi Opsi Trilemma
Buat Keputusan
Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah
moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang
pendidik? Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika
akan semakin mengasah empati dan simpati seorang pendidik. Empati dan simpati
yang terlatih akan mampu mengidentifikasi dan memetakan paradigma dilema etika
agar pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran lebih bijak. Tentu
saja rasa empati dan pengelolaan diri dengan kesadaran penuh (Mindfulness) akan
sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan tersebut. Selain itu pembahasan
studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika juga dapat melatih
ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan
jelas membedakan antara dilemma etika ataukah bujukan moral. Keputusan yang
diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir
kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak
berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan
nyaman. Keputusan yang kita ambil akan berdampak pada imlementasi
pembelajaran dan mempengaruhi situasi di sekolah. Setiap keputusan yang kita
ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan,
bijaksana dan tidak melanggar norma. Dengan landasan tersebut kita dapat
menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.Sehingga
murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya.
Terwujudnya murid yang Bahagia, cerdas dan berkarakter.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk
dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini?
Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? Pengambilan
keputusan berlandaskan tiga prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai
apakah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis
Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli
(Care-Based Thinking). Semua tergantung situasi dan kondisi yang ada. Namun
setiap keputusan pasti ada resiko, pro dan kontra, hal ini menjadi salah satu
tantangan. Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap
kasus -- kasus dilemma etika adalah tidak dapat memuaskan semua pihak sehingga
ini merupakan satu ganjalan bagi saya. Namun 9 langkah pengambilan keputusan
yang saya coba lakukan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan
yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil
ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita
memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan
murid -murid kita adalah merdeka belajar. Merdeka belajar artinya murid bebas
mencapai kesusksesan, kebahagiaan sesuai minat dan potensinya tanpa ada paksaan
dan tekanan dari pihak manapun. Hal ini diharapkan murid-murid akan sukses
dengan bidangnya masing-masing, bahagia karena sesuai dengan apa yang diinginkannya
dan bertanggungjawab akan apa yang menjadi pilihannya. Dengan kata lain semua
pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, dan guru berfungsi untuk
memfasilitasi, memoles bakat dan minat yang sudah ada. Kurikulum merdeka sangat
berorientasi pada murid. Semua siswa menerima materi pelajaran secara utuh dan
mendalam. Siswa diberikan kebebasan memilih mata pelajaran sesuai bakat dan
minat serta kebutuhannya di kelas. Hal ini sangat menguntungkan siswa, siswa
mempelajari mata pelajaran sesuai keinginan. Guru hanya memberi gambaran,
fasilitas dan mengkondisikan siswa agar memilih secara bertanggungjawab dan
sesuai bakat, minat serta kebutuhan. Proses pembelajaran di kelas, guru
menyampaikan pembelajaran berdiferensiasi hal ini merupakan satu contoh
keputusan yang berpihak pada murid. Menerapkan secara eksplisit maupun implisit
KSE adalah wujud nyata untuk memfasilitasi dan mengasah keterampilan
social smosional murid-murid kita.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil
keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan
murid-muridnya? Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa setiap
pengambilan keputusan akan membawa dampak baik jangka pendek VS jangka panjang
bagi murid-murid. Semua akan terekam dalam memori dan akan menjadi role model
bagaimana kelak murid -murid berpikir dan berpijak. Bagaimana dia mengambil
keputusan di masyarakat dikemudian hari. Pengambilan keputusan bagi seorang
pendidik harus keputusan yang tepat, benar dan bijak melalui pengujian benar
salah menggunakan lima uji yaitu uji legal, uji regulasi, uji instuisi, uji
publikasi dan uji panutan atau uji idola akan menjadikan pengambilan keputusan
kita akurat dan teruji sehingga tidak menyesatkan murid-murid.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari
pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari pembelajatana materi ini dan
keterkaitannya dengan modul sebelumnya adalah pengambilan keputusan adalah
suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan
kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin
pembelajaran. Secara sadar keputusan itu akan mewarnai pola pikir dan karakter
bagi murid-murid. Sekolah sebagai Lembaga yang melakukan proses transfer ilmu
dan karakter selalu memberikan pelayanan kepada murid-murid tentu saja banyak
pengambilan keputusan yang mewarnai kebijakan-kebijakan sekolah. Guru sebagai
pemimpin pembelajaran secara sadar mengambil keputusan bijak, dengan mengedepankan
regulasi kesepakatan kelas, keyakinan kelas untuk mewujudkan karakter dan
budaya positif dalam kelas. Pengambilan keputusan harus bertujuan mewujudkan
budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Suasana
tersebut akan berdampak melejitkan kompetensi baik itu pendidik maupun
murid. Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh
(mindfullness) untuk menghantarkan muridnya. Murid yang cerdas dan berkarakter,
menuju profil pelajar Pancasila sesuai harapan kita semua. Dalam
perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan
bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkan pengambilan
keputusan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah
agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.
Pembelajaran diferensiasi merupakan salah satu bentuk merdeka belajar, karena
dengan pembelajaran berdiferensiasi maka kebutuhan murid terpenuhi sesuai
bakat, minat dan kecenderungan gaya belajarnya. Pembelajaran kokulikuler juga
salah satu implementasi untuk mewujudkan karakter pelajar Pancasila. Berbagai
tema dan dimensi yang disiapkan memungkinkan murid terbiasa dengan nilai-nilai
positif dan pada akhirnya menjadi pembiasaan.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang
telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4
paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar
dugaan? Yang saya fahami dari konsep-konsep modul ini adalah Ada 4
paradigma pengambilan keputusan
Individu lawan masyarakat
kebenaran lawan kesetiaan
keadilan VS belas kasihan
Jangka Pendek VS jangka panjang
Ada 3 prinsip mengambil keputusan
berfikir berbasis akhir
berfikir berbasi aturan
berfikir berbasi rasa peduli
Ada 9 tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan
Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan
Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji
instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)
Pengujian paradigma benar atau salah
Prinsip pengambilan keputusan
Investigasi tri lema
Buat keputusan
meninjau kembali keputusan dan refleksikan
Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah ternyata
dalam pengambilan keputusan bukan hanya berdasarkan sesuai pemikiran saja namun
perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengujian
pengambilan keputusan. Selama ini saya berpikir terlalu cepat dan reaktif
sehingga keputusan yang saya ambil perlu ditinjau kembali agar tidak merugikan
banyak orang.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana
pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Sebelum
mempelajari modul ini saya pernah mengambil keputusan dengan situasi
dilema etika. Namun tidak mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan. Keputusan
yang saya ambil biasanya hanya dari dua hal yang pertama sesuai dengan regulasi
dan tidak merugikan orang lain. Tidak melalukan uji benar vs benar. Dalam modul
ini saya belajar Langkah-langkah pengambilan keputusan dengan tepat dan akurat
karena ada 5 uji benar vs benar.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda,
perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan
sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? Sebelumnya izinkan saya bersyukur
atas apa yang sudah saya temui pada modul 3.1 ini. Banyak ilmu yang saya terima
dan insyaalloh akan sangat bermanfaat untuk hari ini dan masa yang akan datang.
Konsep yang saya pelajari memberikan dampak luar biasa bagi pola pikir saya.
Sebelum bertemu dengan modul ini saya berpikir bahwa pengambilan keputusan
hanya berdasarkan regulasi saja. Ternyata banyak hal yang menjadi dasar, ada 4
paradigma dilemma etika yaitu: individu lawan kelompok (individual vs
community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran
lawan kesetiaan (truth vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short
term vs long term). Serta konsep pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga
saya lebih yakin dengan apa yang sudah saya tetapkan sebagai satu keputusan.
Saya berencana akan mengimplementasikan dalam setiap pengambilan keputusan baik
sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam ikut serta pengambilan kebijakan di
sekolah dan komunitas praktisi yang saya ikuti. Saya berharap pengambilan
keputusan yang saya lakukan akan selalu berpihak pada murid.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda
sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? Bagi saya materi
pada modul 3.1 sangat penting dan bermakna. Di lingkungan sekolah guru sebagai
pemimpin pembelajaran dan sebagai warga sekolah banyak keputusan yang akan
dikeluarkan menghasilkan kebijakan -kebijakan yang akan mewarnai perjalanan
sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila. Guru
harus memiliki keterampilan pengambilan keputusan untuk dapat mewujudkan itu
semua. Keputusan yang bernilai kebajikan dan mampu mengimplementasikan 9
langkah pengambilan keputusan, sesuai 4 paradigma 3 prinsip penyelesaian
dilemma serta tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan
keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan
(Rule-Based Thinking), Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir
berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir dan
Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli
(Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule . Demikian
koneksi antar materi yang saya paparkan, saya menyadari masih sedikit ilmu yang
saya peroleh untuk itu mohon masukan dan informasi mendalam untuk perbaikan.
Saya berharap selalu dapat memperbaiki proses menjadi lebih baik, karena saya
yakin proses tidak akan menghianati hasil. Guru tergerak, bergerak dan
menggerakan. Guru bergerak Indonesia maju.