Pengalaman Reflektif Terkait Pengalaman Belajar.
Belajar tentang budaya positif adalah hal yang menarik secara khusus bagi saya. Adalah sub modul yang membahas secara nyata bagaimana permasalahan yang terjadi dilingkungan sekolah. Saya sangat senang ketika hal ini dimulai dengan demonstrasi menggenggam rahasia dalam mengontrol diri dan juga orang lain. Secara khusus memberi gambaran bagaimana semestinya displin itu berubah dari memaksakan kehendak menjadi kenyakinan bersama. Bagaimana memandang realitas kebutuhan setiap orang yang berbeda menunjukkan apa yang mestinya kita toleransi untuk memahami pandangan orang lain tentang dunia.
Saya merasa proses dan pengalaman belajar pada topic budaya positif ini sudah baik. Saya sangat terinspirasi sekali dengan beberapa konsep nilai kabajikan. Inspirasi tersebut ingin mencetaknya dalam bentuk yang bisa dipajang di dinding sekolah bahkan di rumah sendiri. Saya melihat hal ini dapat mendorong kita untuk melakukan dan memiliki nilai nilai kebajikan. Saya rasa hal ini sudah baik. Terkait dengan kompetensi dan kematangan diri pribadi, saya berpendapat bahwa saya belum matang memiliki sifat dan pemikiran budaya positif. Akan tetapi saya akan berusaha untuk menjadikan budaya positif ini menjadi budaya dalam mendidik generasi milenial ini dengan sepenuh hati.
Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
Penerapan budaya positif hampir tidak bias dipastikan dapat berjalan dengan baik. Banyak hal menjadi tantangan tersendiri bagi guru, terkhusus pemimpin sekolah untuk menjalankan budaya positif. Hal menarik perhatian saya ketika murid tidak mudah untuk diajak berlaku sesuai keyakinan kelas. Bagaimana tindakan kita jikalau hal hal yang sama kembali terulang karena metode atau pendekatan yang tidak sesuai dengan lingkungan sosial murid. Belum lagi jika di lingkungan sekolah ada guru yang ringan tangan, suka menghukum, dan lain sebagainya. Bagaimana mengajak semua pihak untuk memahami bahwa disiplin merupakan budaya positif. Saya sangat setuju dengan pemikiran pemikiran bahwa semua perilaku memiliki tujuan. Kita tidak bisa mengontrol orang lain melainkan berkolaborasi dengan mereka. Dan jikalau tidak maka kita berusaha menyampaikan consensus consensus untuk berbagai pilihan baru yang akan dipilih oleh orang lain demi terwujudnya model berpikir menang menang.
Membuat keterhubungan
Pengalaman masa lalu mengingatkan kita bagaimana baiknya bertindak. Tidak harus hukuman fisik atau penghargaan yang berlebihan untuk mendisplinkan anak. Akan tetapi bagaimana anak anak bisa memahami potensi dirinya dan menghindari diri dari perilaku yang buruk. Saya sangat ingin belajar bagaimana menghilangkan kebiasaan lama yang menganggap masalah murid ini mudah dan penanganannya tidak butuh keahlian khusus. Saya berharap ada sebuah keyakinan baru yang dapat dikembangkan secara berkesinambungan untuk menciptkan budaya positif yang diterima semua orang sebagai keyakinan dalam menjalani kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar